Selasa, 10 Juli 2018

Open Ended



credit: pixabay.com

Open Ended mengarahkan siswa untuk menggunakan keragaman cara atau metode penyelesaian sehingga sampai pada suatu jawaban yang diinginkan.Pembelajaran matematika misalnya, melalui pendekatan Open Ended adalah pembelajaran yang menggunakan masalah Open Ended dan dimulai dengan memberikan masalah terbuka kepada siswa. Kegiatan pembelajaran harus membawa siswa dalam menjawab permasalahan dengan banyak cara dan mungkin juga banyak jawaban yang benar sehingga mengundang potensi intelektual dan pengalaman siswa dalam proses menemukan sesuatu yang baru. Dalam menyelesaikan masalah (problem solving), guru berusaha agar siswa mengkombinasikan pengetahuan, ketrampilan, dan cara berpikir matematika yang telah dimiliki sebelumnya ( Sawada dalam Muqsudah, 2003: 17).


Ciri penting dari masalah Open Ended adalah terjadinya keleluasaan siswa untuk memakai sejumlah metode dan segala kemungkinan yang dianggap paling sesuai untuk menyelesaikan masalah. Artinya, pertanyaan Open Ended diarahkan untuk menggiring tumbuhnya pemahaman atas masalah yang diajukan guru. Bentuk-bentuk soal yang dapat diberikan melalui pendekatan Open Ended terdiri dari tiga bentuk, yaitu (1) soal untuk mencari hubungan, (2) soal mengklasifikasikan, dan (3) soal mengukur (Sawada dalam Maqsudah,2003: 18-21).
Pendekatan Open Ended menjanjikan suatu kesempatan kepada siswa untuk menginvestigasi berbagai strategi dan cara yang diyakini sesuai dengan kemampuan mengelaborasi permasalahan. Tujuannya agar berpikir melalui kegiatan kreatif, siswa dapat berkembang secara maksimal

A.      Pengertian Pendekatan Open Ended
Menurut Nohda (Jarnawi, tanpa tahun) menyatakan bahwa pendekatan open ended merupakan salah satu upaya inovasi pendidikan matematika yang pertama kali dilakukan oleh para ahli pendidikan matematika Jepang. Lebih lanjut Nohda (Jarnawi, tanpa tahun) menyatakan bahwa pendekatan ini lahir sekitar tahun 1970an yang merupakan hasil dari penelitian yang dilakukan Shigeru Shimada, Toshio Sawada, Yoshiko Yashimoto, dan Kenichi Shibuya. Dari pengertian oleh para ahli bisa kita simpulkan pengertian pendekatan open ended adalah salah satu cara dalam suatu bidang yang menutut siswa untuk berfikir kreatif dan kritis dalam menghadapi sebuah permasalahan.

B.       Prinsip Pembelajaran dengan Pendekatan Open Ended
Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan open ended ini diawali dengan memberikan masalah terbuka kepada siswa. Dasar-dasar keterbukaan dalam sebuah masalah di klasifikasikan dalam 3 tipe yaitu :
a.       process is open (prosesnya terbuka), maksud dari process is open adalah dimana siswa mempunyai banyak cara untuk menyelesaikan suatu permasalahan atau soal yang diberikan.
b.      end product are open (hasil akhir yang terbuka), maksud dari end product are open adalah tipe soal yang diberikanmempunyai jawaban benar yang banyak
c.       ways to develop are open (cara pengembang lanjutannya terbuka), Maksud dari ways to develop are open adalah setelah siswa telah berhasil untuk menyelesaikan suatu permasalahan , jika ada suatu permasalahan baru dia bisa mengembangkannya sendiri dengan dasar permasalahan yang pertama yang telah diselesaikan.
pembelajaran dengan pendekatan open ended harus mengarah dan mengantarkan siswa dalam menjawab masalah dengan banyak cara serta mungkin juga dengan banyak jawaban yang benar, sehingga merangsang kemampuan intelektual dan pengalaman siswa dalam proses menemukan sesuatu yang baru.
Dengan demikian dapat kita simpulkan, pokok pikiran pembelajaran dengan pendekatan open ended ialah pembelajaran yang membangun kegiatan interaktif antara matematika dan siswa sehingga mendorong siswa untuk menjawab permasalahan melalui berbagai strategi.
Sehingga tujuan dari open ended adalah membantu mengembangkan pola pikir siswa yang bersifat kritis dan kreatif dengan semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan siswa.
Secara umum, Takahashi (2005,) menggambarkan proses pembelajaran dengan pendekatan open ended seperti yang terlihat pada gambar 1 berikut:










Rounded Rectangle: Comparing and discussing


 














C.      Menyusun Rencana Pembelajaran dengan Pendekatan Open Ended

Pada tahap ini hal-hal yang harus diperhatikan dalammengembangkan rencana pembelajaran yang baik adalah sebagaiberikut:
1.      Tuliskan respon siswa yang diharapkan.
Dalam pembelajaran matematika dengan pendekatan open ended, siswa diharapkan merespon masalah dengan berbagai cara sudut pandang. Oleh karena itu, guru harus menyiapkan atau menuliskan daftar antisipasi repon siswa terhadap masalah. Kemampuan siswa terbatas dalam mengekspresikan ide dan fikiran dalam pemecahan suatu masalah tersebut. Dengan demikian, guru membuat atau menuliskan suatu respon siswa untuk membantu dan mengarahkan siswa tersebut dalam pemecahan masalah sesuai dengan kemampuannya.
2.      Tujuan dari masalah yang diberikan kepada siswa harus jelas.
Guru memahami dengan baik peranan masalah itu dalam keseluruhan rencana pembelajaran. Masalah diberlakukan sebagai topik tertentu.
Misalnya guru memberikan pengenalan konsep baru dalam rangkuman kegiatan belajar siswa.
3.      Sajikan masalah semenarik mungkin bagi siswa.
Dalam konteks ini permasalahan harus disajikan semenarik mungkin agar menambah keingintahuan dan semangat intelektual siswa. Oleh karena open ended ini memerlukan banyak waktu untuk berfikir dan mengembangkan strategi pemecahannya, maka dari itu harus disajikan semenarik mungkin.
4.      Lengkapi prinsip formulasi masalah, sehingga siswa mudah memahami maksud masalah itu.
Masalah harus dirancang sedemikian rupa agar siswa memahami dan menemukan pendekatan dalam pemecahannya. Siswa dapat mengalami kesulitan, bila masalah terlalu singkat. Hal itu dapat timbul karena guru bermaksud memberikan terobosan yang cukup kepada siswa untuk memilih cara dan pendekatan pemecahan masalah Atau dapat pula diakibatkan siswa memiliki sedikit atau bahkan tidak memiliki pengalaman belajar karena terbiasa mengikuti petunjuk dari buku teks.
5.      Berikan waktu yang cukup bagi siswa untuk mengeksplorasi masalah.
Terkadang waktu yang dialokasikan tidak cukup untuk menyajikan masalah, memecahkan, mendiskusikannya pendekatan dan penyelesaian dan merangkum dari apa yang telah dipelajari siswa. Karena itu guru harus memberikan waktu yang cukup bagi siswa untuk bereksplorasi masalah. Berdiskusi aktif siswa dengan siswa , siswa dengan guru. Karena sangat penting akan pembelajaran dengan pendekatan open ended.
Adapun sintaks pembelajaran dengan pendekatan open-ended yaitu tahap menghadapkan siswa pada masalah terbuka, tahap membimbing siswa untuk menemukan pola dan mengkontruksi pengetahuan atau permasalahannya sendiri, tahap membiarkan siswa mencari solusi dan menyelesaikan masalah dengan berbagai penyelesaian dan terakhir yaitu tahap siswa menyajikan hasil temuannya (Huda, 2013).

D.      Kelebihan pendekatan open ended menurut suherman :
1.      Peserta didik berpartisipasi lebih aktif dalam pembelajatan dan sering mengekspresikan ide-ide mereka.
2.      Peserta didik mempunyai kesempatan lebih banyak dalam memanfaatkan pengetahuan dan keterampilan matematika peserta didik secara menyeluruh.
3.      Peserta didik yang berkemampuan rendah dapat menyelesaikan permasalahannya dengan cara mereka sendiri.
4.      Peserta didik termotivasi secara interistik untuk memberikan pembuktian.
5.      Memberikan kepafa peserta didik untuk memperoleh pengalaman dalam upaya menemukan cara yang efektif dalam menyelesaikan masalah
E.       Kekurangan pendekatan open ended menurut suherman :
1.      Membuat dan menyiapkan masalah matematika yang bermakna bukan persoalan yang mudah .
2.      Beberapa peserta didik yang pandai mengalami kecemasan dengan jawaban mereka.
3.      Peserta didik yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan masalah dengan cara tertentu cenderung tidak puas meskipun dapat menyelesaikan dengan cara yang lain.
F.       Pengembangan Alat Evaluasi Berdasarkan Pendekatan Open Ended
1.      Masalah atau soal open ended
Menurut Takahashi (Mahmudi, 2008) soal terbuka atau open ended problem adalah soal yang mempunyai banyak solusi atau strategi penyelesaian.
Shimada Dan Becker (Jarnawi, tanpa tahun) mengemukakan bahwa secara umum terdapat tiga tipe masalah yang dapat diberikan dalam pendekatan open ended, yakni menemukan pengaitan, pengklasifikasian, dan pengukuran.
a.    Menemukan pengaitan atau hubungan.
Siswa diberi fakta-fakta sedemikian rupa hingga siswa dapat menemukan beberapa aturan atau pengaitan yang matematis.


b.    Mengklasifikasi.
Siswa ditanya untuk mengklasifikasi yang didasarkan atas karaktersitik yang berbeda dari beberapa objek tertentu untuk memformulasi beberapa konsep matematika.
c.    Pengukuran.
Siswa diminta untuk menentukan ukuran-ukuran numerik dari suatu kejadian tertentu. Siswa diharapkan menggunakan pengetahuan dan keterampilan matematika yang telah dipelajarinya.
Mahmudi (2008) menguraikan beberapa strategi atau metode dalammengembangkan soal terbuka, yaitu:
a.       Memberikan contoh yang memenuhi kondisi atau syarat tertentu.
Tugas ini memungkinkan siswa untuk mengenali karakteristik konsep-konsep matematika terkait yang mendasari. Siswa harus memahami suatu konsep dan mengaplikasikannya untuk membuat suatu contoh yang memenuhi kondisi tertentu.
Contoh:
Tentukan 3 bilangan yang mempunyai FPB 5 dan KPK 180. Jelaskan
bagaimana kamu menentukan bilangan-bilangan itu.
b.      Menentukan siapa yang benar
Jenis tugas ini menyajikan dua atau lebih pendapat atau pandangan mengenai beberapa konsep atau prinsip matematika. Siswa diminta untuk memutuskan dan menjelaskan mana yang benar.
c.       Menyelesaikan soal dengan berbagai cara
Metode ini jarang digunakan karena relatif sulit diterapkan karena tidak mudah untuk menentukan apakah terdapat alternatif metode penyelesaian suatu masalah. Selain itu, mungkin siswa akan berpikir untuk apa mencari alternative metode untuk menyelesaikan suatu masalah. sementara mereka telah menyelesaikan masalah tersebut.
Dalam hal ini, sikap siswa adalah “mengapa harus menemukan cara lain sedangkan sudah ditemukan jawaban atau cara yang memenuhi?” Namun demikian, cara demikian perlu dikembangkan dalam proses pembelajaran agar siswa menyadari bahwa terdapat beragam cara untuk menyelesaikan suatu masalah. hal demikian akan mendorong siswa berpikir kreatif untuk mengkreasi cara mereka sendiri dalam upaya menyelesaikan masalah.
2.    Mengontruksi Soal Open Ended
Menurut Suherman dkk (Syafruddin, 2008) mengkonstruksidan mengembangkan masalah open ended yang tepat dan baik untuksiswa dengan tingkat kemampuan yang beragam tidaklah mudah.Akan tetapi berdasarkan penelitian yang dilakukan di Jepang dalamjangka waktu yang cukup panjang, ditemukan beberapa hal yangdapat dijadikan acuan dalam mengkonstruksi masalah, antara lainsebagai berikut:
a.       Menyajikan permasalahan melalui situasi fisik yang nyata di manakonsep-konsep matematika dapat diamati dan dikaji siswa.
b.      Menyajikan soal-soal pembuktian dapat diubah sedemikian rupasehingga siswa dapat menemukan hubungan dan sifat-sifat dari variabel dalam persoalan itu.
c.       Menyajikan bentuk-bentuk atau bangun-bangun (geometri) sehingga siswa dapat membuat suatu konjektur.
d.      Menyajikan urutan bilangan atau tabel sehingga siswa dapat menemukan aturan matematika.
e.       Memberikan beberapa contoh konkrit dalam beberapa kategori sehingga siswa bisa mengelaborasi siifat-sifat dari contoh itu untuk menemukan sifat-sifat dari contoh itu untuk menemukansifat-sifat yang umum.
f.       Memberikan beberapa latihan serupa sehingga siswa dapat menggeneralisasi dari pekerjaannya.
g.      Selain itu, dalam mengontruksi masalah open ended juga harus diperhatikan aspek keterbukaannya.


3.        Metode Menyusun Soal Open Ended
Dalam menyusun soal open ended, Sullivan (Japar, tanpa tahun) mengemukakan dua metode, yaitu:
a.       Metode bekerja secara terbalik (working backwards).Metode ini mempunyai tiga langkah utama, yaitu;
-          mengidentifikasi topik
-           memikirkan soal dan menuliskan jawaban
-          membuat masalah open ended berdasarkan jawaban tertentu
b.      Metode penggunaan pertanyaan standar (adapting a standart question).Metode ini mempunyai tiga langkah utama dalam penyusunan,yaitu:
-          mengidentifikasi topik
-          mengidentifikasi soal standar
-          membuat soal open ended yang baik berdasarkan pertanyan standar yang telah ditentukan
4.         Kriteria Penilaian Soal Open Ended
   Penyelesaian soal open ended, memungkinkan adanya jawaban yang bermacam-macam dari siswa. Hal ini dapat mempengaruhi  guru dalam menilai hasil pengerjaan siswa. Untuk mengatasi masalah ini, Sawada (Japar, tanpa tahun) memberikan beberapa kriteria dalam menilai hasil pengerjaan siswa, yaitu adalah sebagai berikut:
a.       Kemahiran, diartikan sebagai kemampuan dalam menggunakan beberapa metode penyelesaian.
b.      Fleksibilitas, adalah peluang siswa menjawab benar untuk beberapa soal serupa.
c.       Keaslian, kategori ini dimaksudkan untuk mengukur keaslian gagasan siswa dalam memberikan jawaban yang benar.




Latihan soal Open Ended
1. Suatu persegi panjang luasnya 48 cm. Berapa cm kemungkinan panjang dan lebar persegi panjang tersebut?
Jawaban siswa dengan variasi 1
L  = p × l
48 = p × l ,
Jadi p = 8 dan l = 6 sehingga 8 × 6 = 48.
Jawaban siswa variasi 2
L  = p × l
48 = p × l
 jadi p = 12 dan l = 4 sehingga 12 × 4 = 48.
Jawaban siswa variasi 3:
L  = p × l
48 = p × l
Jadi p = 8 dan l = 6 sehingga 8 × 6 = 48.
Jadi, bila p= 8 cm maka l = 6 cm
Bila p = 12 cm maka l = 4 cm
Bila p = 24 cm maka l = 2 cm
2. Seekor sapi beratnya 360 Kg, berapa ekor kambing yang kamu perlukan agar jumlah semua berat badannya sama dengan berat badan sapi itu ?
Penyelesaian :
 Jawaban 1
Siswa dapat memisalkan berat ekor kambing sama dengan 30 kg dan melakukan coba-coba dengan penjumlahan berulang sebagai berikut:
30 + 30 + 30 + …+ 30 = 360 (diperlukan 12 ekor kambing)
Jawaban 2        
Siswa yang sudah cukup paham dan terampil dengan konsep pembagian, dapat langsung menggunakan algoritma pembagian yaitu: 360 : 30 = 12
jadi diperlukan 12 ekor kambing dengan berat badan masing-masing 30 kg.


Jawaban 3
Misalnya :
a.       sekian ekor kambing beratnya masing-masing 30 kg,
b.      sementara sekian ekor lainnya beratnya masing-masing 35 kg, atau mungkin juga mengandaikan bahwa semua kambing beratnya berbeda, dan sebagainya.
c.       Misalnya dengan membuat pengandaian yang lebih dekat dengan kenyataan misalnya:
Beberapa kambing beratnya masing-masing 30 kg, dan beberapa kambing lainnya beratnya masing-masing 40 kg.
Pengandaian ini akan menghasilkan model matematika yang dapat dituliskan menjadi kalimat matematika terbuka:
30 x + 40 y = 360 , dengan x dan y bilangan bulat positif.
Dengan demikian x, dan y yang masuk akal adalah yang berupa bilangan bulat non negatif.
Dengan demikian jawaban yang masuk akal adalah x = 4 dan y = 6, atau x = 8 dan y = 3, atau x = 12, dan y =0.
 Pengandaian-pengandaian yang lebih kreatif misalnya, dengan mengandaikan bahwa kambing-kambing tersebut dapat dikelompokkan berdasarkan berat badannya.












DAFTAR PUSTAKA


Shoimin, A. (2014). 68 model pembelajaran inovatif dalam kurikulum 2013. Sleman, Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA.

muhsinin, u. (2013). pendekatan open ended pada pembelajaran matematika . (journal)
Izzati, Nur. 2009. Berpikir Kreatif dan Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematis:Apa, Mengapa, dan Bagaimana Mengembangkannya pada
Peserta Didik. (Online).
Hartatiana. (t.thn.). PENGEMBANGAN SOAL PEMECAHAN MASALAH BERBASIS ARGUMEN UNTUK SISWA KELAS V DI SD NEGERI 79 PALEMBANG , 1-10. (journal)

PELFREY, D. R. (REVISED APRIL 2000). OPEN-ENDED QUESTIONS FOR MATHEMATICS , 1-85.




0 comments:

Posting Komentar