credit: pixabay.com |
Open
Ended mengarahkan siswa untuk menggunakan keragaman cara atau metode
penyelesaian sehingga sampai pada suatu jawaban yang diinginkan.Pembelajaran
matematika misalnya, melalui pendekatan Open Ended adalah pembelajaran yang
menggunakan masalah Open Ended dan dimulai dengan memberikan masalah terbuka
kepada siswa. Kegiatan pembelajaran harus membawa siswa dalam menjawab
permasalahan dengan banyak cara dan mungkin juga banyak jawaban yang benar
sehingga mengundang potensi intelektual dan pengalaman siswa dalam proses
menemukan sesuatu yang baru. Dalam menyelesaikan masalah (problem solving),
guru berusaha agar siswa mengkombinasikan pengetahuan, ketrampilan, dan cara
berpikir matematika yang telah dimiliki sebelumnya ( Sawada dalam Muqsudah,
2003: 17).
Ciri
penting dari masalah Open Ended adalah terjadinya keleluasaan siswa untuk
memakai sejumlah metode dan segala kemungkinan yang dianggap paling sesuai
untuk menyelesaikan masalah. Artinya, pertanyaan Open Ended diarahkan untuk
menggiring tumbuhnya pemahaman atas masalah yang diajukan guru. Bentuk-bentuk
soal yang dapat diberikan melalui pendekatan Open Ended terdiri dari tiga
bentuk, yaitu (1) soal untuk mencari hubungan, (2) soal mengklasifikasikan, dan
(3) soal mengukur (Sawada dalam Maqsudah,2003: 18-21).
Pendekatan
Open Ended menjanjikan suatu kesempatan kepada siswa untuk menginvestigasi
berbagai strategi dan cara yang diyakini sesuai dengan kemampuan mengelaborasi
permasalahan. Tujuannya agar berpikir melalui kegiatan kreatif, siswa dapat
berkembang secara maksimal
A.
Pengertian Pendekatan Open Ended
Menurut Nohda (Jarnawi, tanpa
tahun) menyatakan bahwa pendekatan open ended merupakan salah satu upaya
inovasi pendidikan matematika yang pertama kali dilakukan oleh para ahli
pendidikan matematika Jepang. Lebih lanjut Nohda (Jarnawi, tanpa tahun)
menyatakan bahwa pendekatan ini lahir sekitar tahun 1970an yang merupakan hasil
dari penelitian yang dilakukan Shigeru Shimada, Toshio Sawada, Yoshiko
Yashimoto, dan Kenichi Shibuya. Dari pengertian oleh para ahli bisa kita
simpulkan pengertian pendekatan open ended adalah salah satu cara dalam suatu
bidang yang menutut siswa untuk berfikir kreatif dan kritis dalam menghadapi
sebuah permasalahan.
B.
Prinsip Pembelajaran dengan
Pendekatan Open Ended
Pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan open ended ini diawali dengan memberikan masalah terbuka kepada
siswa. Dasar-dasar keterbukaan dalam sebuah masalah di klasifikasikan dalam 3
tipe yaitu :
a.
process is open (prosesnya
terbuka), maksud dari process
is open adalah dimana siswa mempunyai banyak cara untuk menyelesaikan suatu
permasalahan atau soal yang diberikan.
b.
end product are open (hasil
akhir yang terbuka), maksud dari end
product are open adalah tipe soal yang diberikanmempunyai jawaban benar
yang banyak
c.
ways to develop are open (cara
pengembang lanjutannya terbuka), Maksud
dari ways to develop are open adalah setelah siswa telah berhasil untuk
menyelesaikan suatu permasalahan , jika ada suatu permasalahan baru dia bisa
mengembangkannya sendiri dengan dasar permasalahan yang pertama yang telah
diselesaikan.
pembelajaran
dengan pendekatan open ended harus mengarah dan mengantarkan siswa dalam
menjawab masalah dengan banyak cara serta mungkin juga dengan banyak jawaban
yang benar, sehingga merangsang kemampuan intelektual dan pengalaman siswa
dalam proses menemukan sesuatu yang baru.
Dengan
demikian dapat kita simpulkan, pokok pikiran pembelajaran dengan pendekatan open
ended ialah pembelajaran yang membangun kegiatan interaktif antara
matematika dan siswa sehingga mendorong siswa untuk menjawab permasalahan
melalui berbagai strategi.
Sehingga
tujuan dari open ended adalah membantu mengembangkan pola pikir siswa yang
bersifat kritis dan kreatif dengan semaksimal mungkin sesuai dengan kemampuan
siswa.
Secara
umum, Takahashi (2005,) menggambarkan proses pembelajaran dengan pendekatan open
ended seperti yang terlihat pada gambar 1 berikut:
C.
Menyusun Rencana Pembelajaran
dengan Pendekatan Open Ended
Pada tahap ini hal-hal
yang harus diperhatikan dalammengembangkan rencana pembelajaran yang baik
adalah sebagaiberikut:
1. Tuliskan
respon siswa yang diharapkan.
Dalam pembelajaran matematika dengan pendekatan open
ended, siswa diharapkan merespon masalah dengan berbagai cara sudut pandang.
Oleh karena itu, guru harus menyiapkan atau menuliskan daftar antisipasi repon
siswa terhadap masalah. Kemampuan siswa terbatas dalam mengekspresikan ide dan
fikiran dalam pemecahan suatu masalah tersebut. Dengan demikian, guru membuat
atau menuliskan suatu respon siswa untuk membantu dan mengarahkan siswa
tersebut dalam pemecahan masalah sesuai dengan kemampuannya.
2. Tujuan
dari masalah yang diberikan kepada siswa harus jelas.
Guru memahami
dengan baik peranan masalah itu dalam keseluruhan rencana pembelajaran. Masalah
diberlakukan sebagai topik tertentu.
Misalnya guru memberikan pengenalan
konsep baru dalam rangkuman kegiatan belajar siswa.
3. Sajikan
masalah semenarik mungkin bagi siswa.
Dalam konteks
ini permasalahan harus disajikan semenarik mungkin agar menambah keingintahuan
dan semangat intelektual siswa. Oleh karena open ended ini memerlukan banyak
waktu untuk berfikir dan mengembangkan strategi pemecahannya, maka dari itu
harus disajikan semenarik mungkin.
4. Lengkapi
prinsip formulasi masalah, sehingga siswa mudah memahami maksud masalah itu.
Masalah harus
dirancang sedemikian rupa agar siswa memahami dan menemukan pendekatan dalam
pemecahannya. Siswa dapat mengalami kesulitan, bila masalah terlalu singkat.
Hal itu dapat timbul karena guru bermaksud memberikan terobosan yang cukup
kepada siswa untuk memilih cara dan pendekatan pemecahan masalah Atau dapat
pula diakibatkan siswa memiliki sedikit atau bahkan tidak memiliki pengalaman
belajar karena terbiasa mengikuti petunjuk dari buku teks.
5. Berikan
waktu yang cukup bagi siswa untuk mengeksplorasi masalah.
Terkadang waktu yang
dialokasikan tidak cukup untuk menyajikan masalah, memecahkan, mendiskusikannya
pendekatan dan penyelesaian dan merangkum dari apa yang telah dipelajari siswa.
Karena itu guru harus memberikan waktu yang cukup bagi siswa untuk
bereksplorasi masalah. Berdiskusi aktif siswa dengan siswa , siswa dengan guru.
Karena sangat penting akan pembelajaran dengan pendekatan open ended.
Adapun
sintaks pembelajaran dengan pendekatan open-ended yaitu tahap
menghadapkan siswa pada masalah terbuka, tahap membimbing siswa untuk menemukan
pola dan mengkontruksi pengetahuan atau permasalahannya sendiri, tahap
membiarkan siswa mencari solusi dan menyelesaikan masalah dengan berbagai
penyelesaian dan terakhir yaitu tahap siswa menyajikan hasil temuannya (Huda,
2013).
D.
Kelebihan
pendekatan open ended menurut suherman :
1. Peserta
didik berpartisipasi lebih aktif dalam pembelajatan dan sering mengekspresikan
ide-ide mereka.
2. Peserta
didik mempunyai kesempatan lebih banyak dalam memanfaatkan pengetahuan dan
keterampilan matematika peserta didik secara menyeluruh.
3. Peserta
didik yang berkemampuan rendah dapat menyelesaikan permasalahannya dengan cara
mereka sendiri.
4. Peserta
didik termotivasi secara interistik untuk memberikan pembuktian.
5. Memberikan
kepafa peserta didik untuk memperoleh pengalaman dalam upaya menemukan cara
yang efektif dalam menyelesaikan masalah
E.
Kekurangan
pendekatan open ended menurut suherman :
1. Membuat
dan menyiapkan masalah matematika yang bermakna bukan persoalan yang mudah .
2. Beberapa
peserta didik yang pandai mengalami kecemasan dengan jawaban mereka.
3. Peserta
didik yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan masalah dengan cara tertentu
cenderung tidak puas meskipun dapat menyelesaikan dengan cara yang lain.
F.
Pengembangan Alat Evaluasi
Berdasarkan Pendekatan Open Ended
1.
Masalah atau soal open ended
Menurut Takahashi (Mahmudi, 2008) soal
terbuka atau open ended problem adalah soal yang mempunyai banyak solusi
atau strategi penyelesaian.
Shimada Dan Becker (Jarnawi, tanpa
tahun) mengemukakan bahwa secara umum terdapat tiga tipe masalah yang dapat
diberikan dalam pendekatan open ended, yakni menemukan pengaitan,
pengklasifikasian, dan pengukuran.
a. Menemukan
pengaitan atau hubungan.
Siswa
diberi fakta-fakta sedemikian rupa hingga siswa dapat menemukan beberapa aturan
atau pengaitan yang matematis.
b. Mengklasifikasi.
Siswa
ditanya untuk mengklasifikasi yang didasarkan atas karaktersitik yang berbeda
dari beberapa objek tertentu untuk memformulasi beberapa konsep matematika.
c. Pengukuran.
Siswa
diminta untuk menentukan ukuran-ukuran numerik dari suatu kejadian tertentu.
Siswa diharapkan menggunakan pengetahuan dan keterampilan matematika yang telah
dipelajarinya.
Mahmudi
(2008) menguraikan beberapa strategi atau metode dalammengembangkan soal
terbuka, yaitu:
a. Memberikan
contoh yang memenuhi kondisi atau syarat tertentu.
Tugas ini memungkinkan siswa untuk
mengenali karakteristik konsep-konsep matematika terkait yang mendasari. Siswa
harus memahami suatu konsep dan mengaplikasikannya untuk membuat suatu contoh
yang memenuhi kondisi tertentu.
Contoh:
Tentukan 3 bilangan yang mempunyai FPB 5
dan KPK 180. Jelaskan
bagaimana kamu menentukan
bilangan-bilangan itu.
b. Menentukan
siapa yang benar
Jenis tugas ini menyajikan dua atau
lebih pendapat atau pandangan mengenai beberapa konsep atau prinsip matematika.
Siswa diminta untuk memutuskan dan menjelaskan mana yang benar.
c. Menyelesaikan
soal dengan berbagai cara
Metode ini jarang digunakan karena
relatif sulit diterapkan karena tidak mudah untuk menentukan apakah terdapat
alternatif metode penyelesaian suatu masalah. Selain itu, mungkin siswa akan
berpikir untuk apa mencari alternative metode untuk menyelesaikan suatu
masalah. sementara mereka telah menyelesaikan masalah tersebut.
Dalam hal ini, sikap siswa adalah “mengapa harus
menemukan cara lain sedangkan sudah ditemukan jawaban atau cara yang memenuhi?”
Namun demikian, cara demikian perlu dikembangkan dalam proses pembelajaran agar
siswa menyadari bahwa terdapat beragam cara untuk menyelesaikan suatu masalah.
hal demikian akan mendorong siswa berpikir kreatif untuk mengkreasi cara mereka
sendiri dalam upaya menyelesaikan masalah.
2.
Mengontruksi Soal Open Ended
Menurut Suherman dkk (Syafruddin, 2008)
mengkonstruksidan mengembangkan masalah open ended yang tepat dan baik
untuksiswa dengan tingkat kemampuan yang beragam tidaklah mudah.Akan tetapi berdasarkan
penelitian yang dilakukan di Jepang dalamjangka waktu yang cukup panjang,
ditemukan beberapa hal yangdapat dijadikan acuan dalam mengkonstruksi masalah,
antara lainsebagai berikut:
a. Menyajikan
permasalahan melalui situasi fisik yang nyata di manakonsep-konsep matematika
dapat diamati dan dikaji siswa.
b. Menyajikan
soal-soal pembuktian dapat diubah sedemikian rupasehingga siswa dapat menemukan
hubungan dan sifat-sifat dari variabel dalam persoalan itu.
c. Menyajikan
bentuk-bentuk atau bangun-bangun (geometri) sehingga siswa dapat membuat suatu
konjektur.
d. Menyajikan
urutan bilangan atau tabel sehingga siswa dapat menemukan aturan matematika.
e. Memberikan
beberapa contoh konkrit dalam beberapa kategori sehingga siswa bisa
mengelaborasi siifat-sifat dari contoh itu untuk menemukan sifat-sifat dari
contoh itu untuk menemukansifat-sifat yang umum.
f. Memberikan
beberapa latihan serupa sehingga siswa dapat menggeneralisasi dari
pekerjaannya.
g. Selain
itu, dalam mengontruksi masalah open ended juga harus diperhatikan aspek
keterbukaannya.
3.
Metode Menyusun Soal Open Ended
Dalam menyusun soal open ended, Sullivan
(Japar, tanpa tahun) mengemukakan dua metode, yaitu:
a. Metode
bekerja secara terbalik (working backwards).Metode ini mempunyai tiga
langkah utama, yaitu;
-
mengidentifikasi topik
-
memikirkan soal dan menuliskan jawaban
-
membuat masalah open ended berdasarkan
jawaban tertentu
b.
Metode penggunaan pertanyaan standar (adapting
a standart question).Metode ini mempunyai tiga langkah utama dalam
penyusunan,yaitu:
-
mengidentifikasi topik
-
mengidentifikasi soal standar
-
membuat soal open ended yang baik
berdasarkan pertanyan standar yang telah ditentukan
4.
Kriteria Penilaian Soal Open
Ended
Penyelesaian soal open
ended, memungkinkan adanya jawaban yang bermacam-macam dari siswa. Hal ini
dapat mempengaruhi guru dalam menilai
hasil pengerjaan siswa. Untuk mengatasi masalah ini, Sawada (Japar, tanpa
tahun) memberikan beberapa kriteria dalam menilai hasil pengerjaan siswa, yaitu
adalah sebagai berikut:
a. Kemahiran,
diartikan sebagai kemampuan dalam menggunakan beberapa metode penyelesaian.
b. Fleksibilitas,
adalah peluang siswa menjawab benar untuk beberapa soal serupa.
c. Keaslian,
kategori ini dimaksudkan untuk mengukur keaslian gagasan siswa dalam memberikan
jawaban yang benar.
Latihan
soal Open Ended
1.
Suatu persegi panjang luasnya 48 cm. Berapa cm kemungkinan panjang dan lebar
persegi panjang tersebut?
Jawaban
siswa dengan variasi 1
L
= p × l
48
= p × l ,
Jadi
p = 8 dan l = 6 sehingga 8 × 6 = 48.
Jawaban
siswa variasi 2
L
= p × l
48
= p × l
jadi p = 12 dan l = 4 sehingga 12 × 4 = 48.
Jawaban
siswa variasi 3:
L
= p × l
48
= p × l
Jadi
p = 8 dan l = 6 sehingga 8 × 6 = 48.
Jadi,
bila p= 8 cm maka l = 6 cm
Bila
p = 12 cm maka l = 4 cm
Bila
p = 24 cm maka l = 2 cm
2.
Seekor sapi beratnya 360 Kg, berapa ekor kambing yang kamu perlukan agar jumlah
semua berat badannya sama dengan berat badan sapi itu ?
Penyelesaian
:
Jawaban 1
Siswa
dapat memisalkan berat ekor kambing sama dengan 30 kg dan melakukan coba-coba
dengan penjumlahan berulang sebagai berikut:
30
+ 30 + 30 + …+ 30 = 360 (diperlukan 12 ekor kambing)
Jawaban
2
Siswa
yang sudah cukup paham dan terampil dengan konsep pembagian, dapat langsung
menggunakan algoritma pembagian yaitu: 360 : 30 = 12
jadi
diperlukan 12 ekor kambing dengan berat badan masing-masing 30 kg.
Jawaban
3
Misalnya
:
a. sekian ekor kambing beratnya
masing-masing 30 kg,
b. sementara sekian ekor lainnya beratnya
masing-masing 35 kg, atau mungkin juga mengandaikan bahwa semua kambing
beratnya berbeda, dan sebagainya.
c. Misalnya dengan membuat pengandaian yang
lebih dekat dengan kenyataan misalnya:
Beberapa
kambing beratnya masing-masing 30 kg, dan beberapa kambing lainnya beratnya
masing-masing 40 kg.
Pengandaian
ini akan menghasilkan model matematika yang dapat dituliskan menjadi kalimat
matematika terbuka:
30
x + 40 y = 360 , dengan x dan y bilangan bulat positif.
Dengan
demikian x, dan y yang masuk akal adalah yang berupa bilangan bulat non negatif.
Dengan
demikian jawaban yang masuk akal adalah x = 4 dan y = 6, atau x = 8 dan y = 3,
atau x = 12, dan y =0.
Pengandaian-pengandaian yang lebih kreatif
misalnya, dengan mengandaikan bahwa kambing-kambing tersebut dapat
dikelompokkan berdasarkan berat badannya.
DAFTAR PUSTAKA
Shoimin, A. (2014). 68 model pembelajaran inovatif
dalam kurikulum 2013. Sleman, Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA.
muhsinin, u. (2013). pendekatan open ended pada
pembelajaran matematika . (journal)
Izzati,
Nur. 2009. Berpikir Kreatif dan Kemampuan
Pemecahan Masalah
Matematis:Apa,
Mengapa, dan Bagaimana Mengembangkannya pada
Peserta
Didik. (Online).
Hartatiana. (t.thn.). PENGEMBANGAN SOAL PEMECAHAN
MASALAH BERBASIS ARGUMEN UNTUK SISWA KELAS V DI SD NEGERI 79 PALEMBANG ,
1-10. (journal)
PELFREY, D. R. (REVISED APRIL 2000). OPEN-ENDED
QUESTIONS FOR MATHEMATICS , 1-85.
0 comments:
Posting Komentar