Sabtu, 21 Juli 2018

Hakikat dan Makna Sains, Teknologi, dan Seni Bagi Manusia


BAB I
PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
Pada hakekatnya manusia telah diberi anugrah oleh Tuhan Yang Maha Kuasa berupa akal dan nafsu, akal dan nafsu inilah yang mendorong manusia untuk menciptakan sesuatu yang dapat mewujudkan cita-cita atau penghargaannya. Dalam mewujudkan cita-cita tersebut manusia telah menciptakan sains, teknologi dan seni sebagai salah satu sarana sehingga sejak saat itu kehidupan manusia mulai berubah. Selain itu sains, teknologi, dan seni juga telah mempengaruhi peradapan manusia dalam kehidupannya terutama dalam bidang sosial dan budaya.

Sains, teknoogi dan seni merukapan hasil dari akal pemikiran manusia yang progresif. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya penemuan-penemuan di bidang ilmu teknologi dan sains oleh ilmuan-ilmuan yang ada di dunia ini. Seiring perkembangan zaman, semakin banyak penemuan yang berguna bagi kehidupan manusia dan tak bisa di pisahkan dari kehidupan manusia itu sendiri.
Seiring dengan perkembangan sains, teknologi dan seni diharapkan dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap bidang-bidang lain, khususnya bidang sosial dan budaya yang menjadi ciri setiap bangsa di dunia. 
1. 2   Rumusan Masalah
Bagaimana hubungan antara MANUSIA, SAINS, TEKNOLOGI DAN SENI?
1. 3   Tujuan Masalah

Menjelaskan hubungan antara MANUSIA, SAINS, TEKNOLOGI DAN SENI.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1.      Hakikat dan Makna Sains, Teknologi, dan Seni Bagi Manusia
Dalam setiap kebudayaan selalu terdapat ilmu pengetahuan atau sains dan teknologi, yang digunakan sebagai acuan untuk menginterpretasikan dan memahami lingkungan beserta isinya, serta digunakan sebagai alat untuk mengeksploitasi, mengolah, dan memanfaatkannya untuk pemenuhan kebutuhan manusia. Sains dan teknologi dapat berkembang melalui kreativitas penemuan (discovery), penciptaan (invention), melalui berbagai bentuk inovasi dan rekayasa. Kegunaan nyata iptek bagi manusia sangat tergantung dari nilai, norma, dan hokum yang mendasarinya. Iptek tanpa nilai sangat berbahaya dan manusia tanpa iptek mencerminkan keterbelakangan.
2.1.1.   Hakikat dan Makna Sains
Sains berasal dari bahasa latin ‘scire’, artinya mengetahui dan belajar. Kata sains di artikan ke dalam bahasa indonesia menjadi ilmu pengetahuan. Sains adalah pengetahuan yang sistematis. Lebih jauh sains dapat dirumuskan sebagai himpunan pengetahuan manusia yang dikumpulkan melalui suatu proses pengkajian dan dapat diterima oleh ratio.
Dalam pemikiran barat, sains memiliki karakteristik yaitu, obyektif, netral, dan bebas nilai, sekalipun sains diakui berpijak dari sistem nilai, tetapi sains bebas dari adanya pertimbangan - pertimbangan nilai.
Ilmu selalu tersusun dari pengetahuan yang teratur, yang diperoleh dengan pangkal tumpuan (obyek) tertentu dengan sistematis, metodis, rasional, logis, empiris, umum, dan akumulatif. Teori pertama bertitik tolak adanya hubungan dalil, dimana pengetahuan dianggap benar apabila dalil (preposisi) itu mempunyai hubungan dengan preposisi yang terdahulu. Teori kedua, pengetahuan itu benar apabila ada kesesuaian dengan kenyataan. Teori ketiga menyatakan, bahwa pengetahuan itu benar apabila mempunyai konsekuensi praktis dalam diri yang mempunyai pengetahuan itu.
Pembentukan ilmu akan berhadapan dengan obyek yang merupakan bahan dalam penelitian, meliputi obyek material sebagai bahan yang menjadi tujuan penelitian bulat dan utuh, serta obyek formal, yaitu sudut pandang yang mengarahkan kepada persoalan yang menjadi pusat perhatian. Langkah-langkah dalam memperoleh ilmu dan objek ilmu meliputi rangkaian 
2

kegiatan dan tindakan. Dimulai dengan pengamatan, yaitu suatu kegiatan yang diarahkan kepada fakta yang mendukung apa yang dipikirkan untuk sistemasi, kemudian menggolong-golongkan dan membuktikan dengan cara berfikir analitis, sintesis, induktif, dan deduktif. Yang terakhir ialah pengujian kesimpulan dengan menghadapkan fakta-fakta sebagai upaya mencari berbagai hal yang merupakan pengingkaran. Ilmu sains adalah ilmu yang dapat (hasil pengamatan yang sesungguhnya) kebenarannya dan dikembangkan secara bersistem dengan kaidah – kaidah tertentu berdasarkan kebenaran atau kenyataan semata sehingga pengetahuan yang dipedomani boleh dipercayai, melalui eksperimen secara teori.
Untuk mencapai suatu pengetahuan yang ilmiah dan obyektif diperlukan sikap ilmiah yang meliputi empat hal :
-          Tidak ada perasaan yang bersifat pamrih sehingga mencapai pengetahuan ilmiah yang obyektif
-          Selektif, artinya mengadakan pemilihan terhadap problema yang dihadapi supaya didukung oleh fakta atau gejala, dan mengadakan pemilihan terhadap hipotesis yang ada. 
-          Kepercayaan yang layak terhadap kenyataan yang tidak dapat diubah maupun terhadap alat indera dan budi yang digunakan mencapai ilmu
-          Merasa pasti bahwa setiap pendapat, teori, maupun aksioma terdahulu telah mencapai kepastian, namun masih terbuka untuk dibuktikan kembali.
Permasalahan ilmu pengetahuan meliputi arti sumber, kebenaran pengatahuan, serta sikap ilmuwan itu sendiri. Ilmu pengetahuan mencakup ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial dan kemanusiaan, dan meliputi segala usaha penelitian dasar dan terapan serta pengembangannya. Penelitian dasar bertujuan utama menambah pengetahuan ilmiah, sedangkan penelitian terapan adalah untuk menerapkan secara praktis pengetahuan ilmiah. Pengembangan diartikan sebagai penggunaan sistematis dari pengetahuan yang diperoleh penelitian untuk keperluan produksi bahan-bahan, cipta rencana sistem metode atau proses yang berguna, tetapi yang tidak mencakup produksi atau engineeringnya
Sains merupakan penekanan kepada sumbangan pemikiran manusia dalam menguasai ilmu pengetahuan itu, dan ini terdapat dalam seluruh alam semesta. Proses mencari kebenaran serta mencari jawaban atas persoalan – persoalan secara sistematik dinamakan pendekatan saintifik dan ia menjadi landasan perkembangan teknologi yang menjadi salah satu unsur terpenting peradaban manusia.
3

2.1.2.   Hakikat dan Makna Teknologi
Istilah teknologi berasal dari kata techno dan logika, kata yunani kuno ‘techne’ berarti seni kerajinan. Dari techne kemudian lahirlah perkataan ‘technikos’ yang berarti orang yang memiliki keahlian tertentu. Dengan berkembangnya keterampilan seseorang yang menjadi semakin baik karena menunjukkan suatu pola, langkah, dan metode yang pasti, keterampilan tersebut menjadi lebih ahli.
Menurut Ellul istilah teknik digunakan tidak untuk mesin, teknologi atau prosedur untuk memperoleh hasilnya, melainkan totalitas metode yang dicapai secara rasional dan mempunyai efisiensi (untuk memberikan tingkat perkembangan) dalam setiap bidang aktivitas manusia. Jadi teknik menurut Ellul adalah berbagai usaha, dan cara untuk memperoleh hasil yang sudah distandardisasi dan diperhitungkan sebelumnya. 
Teknologi adalah realitas kenyataan yang diperoleh dari dunia ide. Secara penguasaan mencakup dunia fisik dan biologis, tetapi secara luas mencakup teknologi sosial pembangunan sehingga teknologi adalah metode sistematis untuk mencapai tujuan insani, sedangkan teknologi makna subyektif adalah keseluruhan peralatan dan prosedur yang disempurnakan, sampai kenyataan bahwa teknologi adalah segala hal, dan segala hal adalah teknologi.
Fenomena teknik pada masyarakat kini, menurut Sastrapratedja  memiliki ciri-ciri sebagai berikut : 
-            Rasionalitas, artinya tindakan spontan oleh teknik diubah menjadi tindakan yang direncanakan dengan perhitungan rasional.
-            Artificial, artinya selalu membuat sesuatu yang buatan, tidak alamiah
-            Otomatisme, artinya dalam hal metode, organisasi dan rumusan dilaksanakan serba otomatis. Demikian pula dengan teknik mampu mengeliminasi kegiatan non teknis menjadi kegiatan teknis.
-            Teknik berkembang pada suatu kebudayaan
-            Monisme, artinya semua teknik bersatu saling berinteraksi, dan saling bergantung
-            Universalisme, artinya teknik melampaui batas-batas kebudayaan dan ediologi, bahkan dapat menguasai kebudayaan
-            Otonomi, artinya teknik berkembang menurut prinsip-prinsip sendiri. 

4


Luasnya berbagai bidang teknik digambarkan Ellul sebagai berikut :
Pertama, teknik meliputi bidang ekonomi, artinya teknik mampu menghasilkan barang-barang industri. Dengan teknik mampu mengkonsentrasikan capital sehingga terjadi sentralisasi ekonomi. Bahkan ilmu ekonomi sendiri terserap oleh teknik.
Kedua, teknik meliputi bidang organisasional seperti administrasi, pemerintahan, manajemen, hukum, dan militer. Contohnya dalam organisasi negara, bagi seorang teknisi, negara hanyalah merupakan ruang lingkup untuk aplikasi alat-alat yang dihasilkan teknik. Negara tidak sepenuhnya bermakna sebagai ekspresi kehendak rakyat tetapi dianggap perusahaan yang harus memberikan jasa dan dibuat berfungsi secara efisien.
Ketiga, teknik meliputi bidang manusiawi, seperti pendidikan, kerja, olehraga, hiburan, dan obat-obatan. Teknik telah menguasai seluruh sector kehidupan manusia. Manusia semakin harus beradaptasi dengan dunia teknik dan tidak ada lagi unsur pribadi manusia yang bebas dari pengaruh teknik. Pada masyarakat teknologi, ada tendensi bahwa kemajuan adalah suatu proses dehumanisasi secara perlahan-lahan sampai akhirnya manusia takhluk pada teknik. 
Secara hierarki teknologi dibedakan menjadi tiga macam teknologi, yaitu :
a.       Teknologi modern, jenis teknologi mempunyai ciri – ciri antara lain: padat modal, mekanis elektrik, menggunakan bahan impor, berdasarkan penelitian mutakhir dan lain – lain.
b.      Teknologi madya, jenis teknologi mempunyai ciri – ciri antara lain: padat karya, dapat dikerjakan oleh keterampilan setempat, menggunakan alat setempat, berdasarkan penelitian.
c.       Teknologi tradisional, jenis teknologi mempunyai ciri – ciri antara lain: bersifat padat karya (menyerap banyak tenaga kerja), menggunakan keterampilan setempat, menggunakan alat setempat, menggunakan bahan setempat, dan berdasarkan kebiasaan dan pengamatan.

2.1.3.      Hakikat dan Makna Seni
Seni adalah suatu nilai hakiki yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia. Dalam seluruh sejarah kebudayaan manusia pun ditandai dengan seni manusia sebagaimana terungkap dalam berbagai ragam karya seni. Manusia adalah pencipta lingkungannya. Maka sejak awal mulanya, manusia adalah sang artis, seniman. Karya seni merupakan wujud dari keseluruhan serta keagungan hati manusia. Seni memang tiada lain dari keindahan yang terpancar dari segi batin halus, maka seni merupakan aktif - kreatif - dinamis; suatu kekuatan yang dapat 
5
menghidupkan dan memperkaya batin manusia dan masyarakat. Seni adalah nilai yang secara kreatif mendorong manusia ke arah pemenuhan martabat manusia sebagai manusia.
Seni juga merupakan segi batin masyarakat, yang juga berfungsi sebagai jembatan penghubung antara kebudayaan yang berlainan coraknya. Seni berperan sebagai jalan untuk memahami kebudayaan suatu masyarakat. Kehadiran karya seni selalu mengandaikan kehadiran suatu masyarakat yang berjiwa kreatif, dinamis, dan agung. Memahami seni suatu masyarakat berarti memahami aktivitas vital masyarakat yang bersangkutan dalam momen yang paling dalam dan kreatif. Oleh sebab itu, seni adalah produk sosial.
2.1.4.      Hakikat dan Makna Sains, Teknologi, dan Seni Bagi Manusia
Sains dan teknologi saling membutuhkan, karena sains tanpa teknologi bagai pohon tanpa buah, sedangkan teknologi tanpa sains bagaikan pohon tak berakar. Sains hanya mengajarkan fakta dan non fakta pada manusia, ia tidak mampu mengajarkan apa yang harus atau tidak boleh dilakukan oleh manusia. Jadi fungsi sains hanya mengkoordinasikan semua pengalaman-pengalaman manusia dan menempatkannya kedalam suatu sistem yang logis, sedangkan fungsi seni memberi semacam persepsi mengenai suatu keberaturan dalam hidup dengan menempatkan suatu keberaturan padanya. Sedangkan tujuan sains dan teknologi adalah untuk memudahkan manusia dalam menjalani kehidupannya.
Proses - proses kreatif yang hadir dari seni, seharusnya bisa menjadi stimulan yang baik bagi para saintis/teknokrat dan seniman Indonesia untuk lebih memahami proses perubahan budaya di masyarakat berkaitan dengan adaptasi dan aplikasi seni dan teknologi. Kolaborasi diantara pihak - pihak tersebut akan mengembalikan praksis seni dan teknologi pada fitrah sebagai techne.
Techne yang merupakan proses kreatif seni dan ilmu pengetahuan juga telah melahirkan teknologi yang tidak hanya modern tetapi juga memenuhi berbagai kebutuhandan keinginan manusia. Dan setiap orang akan berusaha setiap langkah untuk mendapatkan kemudahan. Kemudahan itu didapatkan dari kreativitas seni dan ilmu pengetahuan yang menghasilkan teknologi, misalnya:
a.       Penggunaan teknologi nuklir, orang dapat membuat rektorat nuklir yang dapat menghasilkan zat-zat radio aktif, yang dimanfaatkan untuk keperluan. Misalnya untuk keperluan bidang kesehatan (sinar rontgen), memperbaiki bibit pada bidang pertanian, dll.
b.      Teknologi pengendalian air sungai, misalnya dengan membuat irigasi modern sehingga petani mendapatkan kemudahan memperoleh air. Bendungan dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik. Alat rumah tangga mempermudah ibu-ibu melaksanakan tugasnya di dapur, seperti alat-alat masak.
6
c.       Dalam dunia pendidikan, teknologi juga dapat membuat macam-macam media pendidikan,  seperti OHP, slide, TV, dll yang mempermudah para pendidik melaksanakan tugasnya.

2.2.            Dampak Penyalahgunaan Ipteks Pada Kehidupan Sosial dan Budaya
Pengaruh negatif ipteks dirasakan pada masyarakat dewasa, terlihat dari kondisi kehidupan yang telah begitu jauh dipengaruhi oleh ipteks. Gambaran kondisi tersebut adalah sebagai berikut:
1.         Situasi tertekan.
Manusia mengalami ketegangan akibat penyerangan teknik-teknik mekanisme teknik. Manusia melebur dengan mekanisme teknik, sehingga waktu manusia dan pekerjaannya mengalami pergeseran. Peleburan manusia dengan mekanisme teknik menuntut kualitas manusia, tetapi manusia itu sendiri tidak hadir di dalamnya. Contoh pada sistem industri ban berjalan, buruh yang sakit, atau keluarganya meninggal, tidak dapat begitu saja meninggalkan pekerjaannya, karena akan membuat macet garis produksi dan upah bagi temannya. Keadaan tertekan demikian akan menghilangkan nilai-nilai sosial dan tidak manusiawi lagi.
2.         Perubahan ruang dan lingkungan manusia.
Teknik telah mengubah lingkungan dan hakekat manusia. Contoh yang sederhana manusia dalam hal makan atau tidur tidak ditentukan lapar atau mengantuk, tetapi diatur oleh jam. Alat-alat transportasi telah mengubah jarak dan pola komunikasi manusia.lingkungan manusia menjadi terbatas, tidak berhubungan dengan padang rumput, pantai, pohon-pohon atau gunung secara langsung, yang ada hanyalah bangunan tinggi yang padat, sehingga sinar matahari pagi hari tidak sempat lagi menyentuh kulit manusia.
3.         Perubahan waktu dan gerak manusia
Akibat teknik manusia terlepas dari hakikat kehidupan. Sebelumnya waktu diatur dan diukur sesuai dengan kebutuhan dan peristiwa-peristiwa dalam hidup manusia, sifatnya alamiah dan kongkret. Tetapi sekarang waktu menjadi abstrak dengan pembagian jam, menit, dan detik. Waktu hanya mempunyai kuantitas belaka tidak ada nilai kualitas manusiawi atau sosial, sehingga irama kehidupan harus tunduk pada waktu yang mekanistis dengan mengorbankan nilai kualitas manusiawi dan sosial.
4.         Terbentuknya masyarakat massa
Akibat teknik, manusia hanya membentuk masyarakat massa, artinya ada kesenjangan 
7
sebagai masyarakat kolektif. Hal ini dibuktikan bila ada perubahan norma dalam masyarakat maka akan muncul kegoncangan. Masyarakat kita masih memegang nilai-nilai asli (primordial) seperti agama atau adat istiadat secara ideologis, akan tetapi struktur masyarakat ataupun dunia norma pokoknya tetap saja hukum ekonomi, politik atu persaingan kelas. Proses ekularisasi sedang berjalan secara tidak disadari. Proses massafikasi yang melanda kita dewasa ini, telah menghilangkan nilai-nilai hubungan sosial suatu komunitas. Padahal individu membutuhkan hubungan sosial.terjadi neurosa obsesional atau gangguan syaraf menurut beberapa ahli, sebagai akibat hilangnya nilai-nilai hubungan sosial, yaitu kegagalan adaptasi dan penggantian relasi-relasi komunal dengan relasi yang bersifat teknik. Struktur sosiologis missal dipaksakan oleh kekuatan-kekuatan teknik dan kebijaksanaan ekonomi (produk industri), yang melampaui kemampuan manusia.
5.         Teknik-teknik manusiawi dalam arti ketat.
Teknik-teknik manusiawi harus memberikan kepada manusia suatu kehidupan manusia yang sehat dan seimbang, bebas dari tekanan-tekanan. Teknik harus menyelaraskan diri dengan kepentingan manusia bukan sebaliknya. Melalui teknik bukan berarti menghilangkan kodrat manusia itu sendiri, tetapi poerlu memanusiakan teknik. Kondisi sekarang sering manusia menjadi obyek teknik dan harus selalu menyesuaikan diri dengan teknik.
Alvin Toffler mengemukakan teknologi ini sebagai mesin yang besar, dan ilmu pengetahuan adalah bahan bakarnya. Dengan meningkatkan ilmu pengetahuan secara kuantitatif dan kualitatif, maka meningkat pula proses akselerasi yang timbul oleh mesin pengubah,lebih – lebih ipteks menghasilkan teknologi yang lebih banyak dan lebih baik.
Akselerasi perubahan secara drastis dapat mengubah mengalirkan situasi. Dalam hal ini situasi dapat dianalisis menurut lima komponen dasar, yaitu:
1.      Benda : hubungan “manusia-benda” tidak awet dan masyarakatnya merupakan masyarakat pembuang. Bandingkan misalnya bulpen yang bertinta yang permanent dengan ballpoint yang dibuang setelah habis.
2.      Tempat : hubungan “manusia-tempat” menjadi lebih sering, lebih rapuh, dan lebih sementara, jarak fisik semakin tidak berarti, masyarakat amat mobil dengan ‘nomad baru’. Secara kiasan tempat pun seolah-olah cepat terpakai habis, tidak berbeda dengan minuman atau makanan dalam kaleng.
3.      Manusia, hubungan ‘manusia-manusia’ pun pada umumnya menjadi sangat sementara dan coraknya fungsional. Kontak antar manusia tidak menyagkut secara keseluruhan personalitas, melainkan bersifat dangkal dan terbatas’ secara kiasan terdapat ‘orang yang dapat dibuang’.
8

4.      Organisasi, organisasi ada kecenderungan menjadi superbirokrasi di masa depan. Manusia dapat kehilangan individualitasnya dan personalitasnya dalam mesin organisasi yang besar, namun hakekat sistemnya sendiri telah banyak mengalami perubahan. Hubungan ‘manusia-organisasi’ pun seolah-olah mengalir dan beraneka ragam, menjadi sementara, baik hubungan formalnya maupun informalnya.
5.      Ide, hubungan ‘manusia-ide’ bersifat sementara karena ide dan image timbul dan menghilang dengan lebih cepat. Gelombang demi gelombang ide menyusupi hampir segala bidang aktifitas manusia.

2.3.            Permasalahan Pemanfaatan Ipteks di Indonesia
Bagaimana dengan Indonesia? Apakah indonesia memiliki kemampuan yang cukup dalam bidang ipteks? 
Upaya untuk membangun daya saing tentunya tidak hanya didasari oleh keinginan untuk memenangkan pasar tapi juga harus melihat kemampuan yang dimiliki. Indonesia saat ini masih jauh tertinggal dalam bidang teknologi. Yang tersisa dari Indonesia adalah budaya dalam pengertian culture dan heritage. Keanekaragaman budaya merupakan salah satu karakteristik unik yang mampu memberikan nilai tambah tinggi bagi produk yang akan menjadi implementasi budaya
Bentuk nyatanya yaitu industri kreatif. Pemgembangan industri kreatif memadukan unsur ide, seni, dan teknologi. Indonesia memiliki daya dukung yang sangat melimpah. Manusia Indonesia memiliki kreatifitas yang cukup dari berbagai macam pennggalan yang dimiliki.
Masalahnya adalah bagaimana mengembangkan potensi ipteks kreatif yang dimiliki Indonesia? Satu hal yang harus menjadi perhatian adalah bagaimana mengakomodasi pengembangan bidang yag relatif baru di Indonesia sehingga mampu menciptakan nilai tambah yang tinggi dan hal lainnya adalah bagaimana untuk menajaga dan mengembangkan sumber dari ipteks kreatif yatu penciptaan ide dari manusia – manusia kreatif Indonesia.
Pengembangan industri kreatif memiliki implikasi ekonomi yang jauh lebih luas, lebih dari sekedar menciptakan nilai tambah yang besar tetapi juga bisa mengangkat pembangunan manusia dan  sosial. Penciptaan lingkungan yang mendukung adanya kebebasan untuk berkreasi adalah salah satu sarana untuk terus menjaga agar benih – benih manusia kreatif indonesia dapat terus tumbuh dan pada akhirnya menjadikan indonesia sebagai salah satu negara yang memiliki posisi seperti yang diimpikan Indonesia Forum dalam visi 2020.
9


BAB III
PENUTUP

3.1.      Kesimpulan
Setiap kebudayaan selalu terdapat ilmu pengetahuan atau sains dan teknologi, yang digunakan sebagai acuan untuk menginterpretasikan dan memahami lingkungan beserta isinya, serta digunakan sebagai alat untuk mengeksploitasi, mengolah, dan memanfaatkannya untuk pemenuhan kebutuhan manusia. Ilmu selalu tersusun dari pengetahuan yang teratur, yang diperoleh dengan pangkal tumpuan (obyek) tertentu dengan sistematis, metodis, rasional, logis, empiris, umum, dan akumulatif. Teknologi adalah realitas kenyataan yang diperoleh dari dunia ide, Teknologi dibagi menjadi teknologi modern, teknologi madya, teknologi tradisional. Sains dan teknologi saling membutuhkan, karena sains tanpa teknologi bagai pohon tanpa buah, sedangkan teknologi tanpa sains bagaikan pohon tak berakar, Karena tujuan sains dan teknologi adalah untuk memudahkan manusia dalam menjalani kehidupannya. Sedangkan fungsi seni memberi semacam persepsi mengenai suatu keberaturan dalam hidup dengan menempatkan suatu keberaturan padanya. Dampak penyalahgunaan ipteks pada kehidupan sosial dan budaya, antara lain situasi tertekan, perubahan ruang dan lingkungan manusia, perubahan waktu dan gerak manusia, terbentuknya masyarakat massa, dan teknik-teknik manusiawi dalam arti ketat.
3.2.      Saran
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu penulis menerima kritik serta saran yang membangun dari para pembaca.

0 comments:

Posting Komentar